Jumat, 13 Maret 2020

Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

TIL atau Information Technology Infrastructure Library adalah suatu rangkaian dengan konsep dan teknik pengelolaan infrastruktur, pengembangan, serta operasi teknologi informasi (TI). ITIL diterbitkan dalam suatu rangkaian buku yang masing-masing membahas suatu topik pengelolaan (TI). Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya. ITIL memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi (TI).
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada awalnya ITIL adalah serangkaian lebih dari 40 buku pedoman tentang pengelolaan layanan IT yang terdiri dari 26 modul. Perpustakaan besar pertama ini juga dikenal sebagai ITIL 1.0. Antara 2000 dan 2004 disebabkan oleh peningkatan pelayanan yang berkesinambungan dan adaptasi terhadap situasi saat ini dalam lingkungan (TI) modern ITIL 1.0 di rilis besar dan digabungkan menjadi delapan inti manual: ITIL 2.0. Pada awal musim panas 2007 ITIL 3.0 diterbitkan. Ini didirikan struktur yang sama sekali baru. Ini terdiri dari tiga bidang utama:

    * ITIL Core Publikasi
    * ITIL Pelengkap Bimbingan
    * ITIL Web Support Services
2).
Pada 30 Juni 2007, OGC (Office of Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan olehteknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:
Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping topik-topik di atas adalah:
·         Service Portfolio Management
·         Financial Management
·         Demand Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.

Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1.      Service Catalog Management
2.      Service Level Management
3.      Supplier Management
4.      Capacity Management
5.      Availability Management
6.      IT Service Continuity Management
7.      Information Security Management

Service Transition
Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.      Transition Planning and Support
2.      Change Management
3.      Service Asset & Configuration Management
4.      Release & Deployment Management
5.      Service Validation
6.      Evaluation
7.      Knowledge Management

Service Operation
Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:

1.      Event Management
2.      Incident Management
3.      Problem Management
4.      Request Fulfillment
5.      Access Management

Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle




3.
Sebuah perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya mendapat banyak sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus kepada departemen lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan dapat diatur dengan baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah untuk diatur, dan masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan berdampak pada income perusahaan itu sendiri.
4.
framework ITIL dikembangkan sejak 1980-an oleh Office of Government Commerce (Departemen Perdagangan) Inggris sebagai guidance bagi organisasi/perusahaan di sana. Pertengahan 1990-an, ITIL diakui dunia menjadi standar de facto di bidang service management. ITIL menyediakan sekumpulan best practice yang lengkap dan konsisten untuk ITSM, serta mempromosikan pendekatan kualitas untuk mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi dalam penggunaan sistem informasi. ITIL mencakup 8 aspek, yakni: dukungan layanan,  delivery, rencana pengembangan,  manajemen infrastruktur TI, manajemen aplikasi, perspektif bisnis, manajemen sekuriti, dan manajemen aset software.
Saat ini ITIL telah memiliki paket materi dan menyediakan kursus pelatihan, ujian dan sertifikasi. Sebagai sebuah framework, ITIL telah memasuki versi terbaru, yaitu ITIL V3 – Service Life Cycle.

5.
Menurut Santosh Nair, Direktur Birlasoft, sebelumnya Birlasoft menggunakan beragam perangkat help desk. Hanya saja, perangkat itu fungsinya terbatas. Semisal, tidak cocok (compliant) dengan proses ITIL; fitur IT Asset Management tidak tersedia sehingga sulit melacak aset;  tidak ada fitur untuk persetujuan proses; keterbatasan dalam hal Service Level Agreement ataupun Change Management;  tidak ada mesin alur kerja untuk mengotomasi proses; hingga terbatasnya  fungsi pelaporan dan notifikasi e-mail. “Semua itu menyebabkan banyak kerja manual, informasi pengguna tidak terlacak secara akurat, kesulitan untuk cocok dengan ITIL dan lisensi software. Akibatnya, ada ketidakpuasan dari para pelanggan dan staf administrasi TI,” ungkap Nair


sumber

http://pengantarteknoliinformasi.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-itil.html
http://abilrezaldy.blogspot.com/2017/01/information-technology-infrastructure.html

PENGERTIAN DAN MANFAAT PELAYANAN MANAJEMEN SI

Sistem informasi manajemen adalah bagian pada kesatuan bisnis yang terus berubah dan memberikan tantangan baru dari waktu ke waktu. Bisnis modern tidak dapat bertahan lama tanpa menggunakan sistem informasi manajemen untuk mengelola data dalam jumlah besar,dan memberikan banyak informasi untuk belajar atau bekerja secara disiplin.

Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah seperangkat prosedur gabungan yang mengumpulkan dan menghasilkan data yang andal, relevan, dan terorganisir dengan baik yang mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi. Singkatnya, ini adalah sekelompok proses di mana data diperoleh, dianalisa, dan ditampilkan dengan cara yang berguna untuk tujuan pengambilan keputusan.
Sistem ini adalah alat yang sangat berguna untuk tujuan meninjau dan mengendalikan operasi perusahaan. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk mengatur semua data yang dikumpulkan dari setiap tingkat perusahaan, meringkasnya, dan menyajikannya dengan cara yang memfasilitasi dan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil untuk meningkatkan profitabilitas dan produktivitas perusahaan.
Sistem ini biasanya berbasis komputer termasuk lembar excel sederhana atau platform yang lebih kompleks. Informasi yang dikumpulkan dan dianaliasa dalam sistem biasanya berasal dari sumber internal dan eksternal.

Sistem Informasi Manajemen dalam Dunia Akademis

Maeve Cummings, Penulis dari buku  of Management Information Systems for the Information Age dan Professor of Accounting & Computer Information Systems di Universitas Pittsburg State, menjelaskan bagaimana fungsi Sistem informasi manajemen dalam dunia akademis.
“Sistem informasi manajemen adalah studi tentang komputer dan komputasi dalam lingkungan bisnis. Ilmu komputer berfokus pada mesin sementara sistem informasi, atau sistem informasi manajemen, berfokus pada bagaimana TI dapat mendukung strategi dan operasi organisasi, ”jelasnya.
Konsep ini mencakup apa yang dapat dilakukan komputer dalam bidang ini, bagaimana orang memproses informasi, dan cara terbaik untuk membuatnya dapat diakses dan selalu mendapatkan informasi yang up to date.
Cummings menambahkan, “ informasi yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat adalah apa yang kami perjuangkan. Disiplin ini jauh lebih beragam daripada ilmu komputer pada umumnya. ”
Selain ilmu komputer, ada bidang studi lain yang berhubungan dengan sistem informasi manajemen, baik di tingkat teoritis dan praktis:
  • Sistem Informasi (SI): Dalam SI, ada penekanan yang lebih besar pada alat, sedangkan sistem informasi manajemen lebih menekankan pada proses bisnis dan operasi.
  • Teknologi Informasi (TI): TI mirip dengan SI, tetapi hanya berfokus pada komputer.
  • Informatika: Suatu disiplin yang menggabungkan rekayasa perangkat lunak, pengembangan sistem informasi, dan jaringan.
  • Teknik Elektro dan Teknik Komputer: Bidang-bidang ini masing-masing fokus pada pengembangan dan peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak. Sistem informasi manajemen membantu menentukan implikasi praktis dan teoritis dari perubahan ini.
sistem informasi manajemen 3

Fungsi Sistem Informasi Manajemen pada Bisnis

Sistem ini menjadi sangat diperlukan akibat adanya kompleksitas tinggi dalam setiap organisasi bisnis. Tanpa informasi yang tepat, tidak ada organisasi atau bisnis manapun yang dapat mengambil langkah yang benar dalam proses pengambilan keputusan.
Karena itu, faktanya adalah dalam suatu keputusan organisasi memainkan peran penting untuk pencapaian tujuan dan kita tahu bahwa setiap keputusan didasarkan pada informasi. Jika informasi yang dikumpulkan tidak relevan maka keputusan akan salah dan bisnis mungkin akan menghadapi kerugian besar & banyak kesulitan dalam beroperasi.
Berdasarkan hal ini, maka berikut adalah fungsi sistem informasi manajemen pada setiap entitas bisnis
Membantu dalam pengambilan keputusan: Sistem ini memainkan peran penting dalam Proses pengambilan keputusan di organisasi mana pun. Karena dalam organisasi apa pun keputusan dibuat berdasarkan Informasi yang relevan dan informasi yang relevan hanya dapat diambil dari sistem informasi manajemen.
Membantu Koordinasi di antara Departemen: Sistem ini juga membantu dalam membangun hubungan yang sehat di antara setiap orang dari departemen ke departemen melalui pertukaran informasi yang tepat.
Membantu Menemukan Masalah: Seperti kita ketahui bahwa sistem ini memberikan informasi yang relevan tentang setiap aspek kegiatan. Oleh karena itu, Jika ada kesalahan yang dibuat oleh manajemen maka Informasi Sistem Informasi Manajemen membantu dalam mencari solusi dari masalah yang terjadi.
Membantu dalam Membandingkan Kinerja Bisnis: Sistem ini juga menyimpan semua histori data dan informasi dalam Basis Data-nya. Itu sebabnya sistem ini sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi Bisnis.
Dengan bantuan sistem terintegrasi ini, organisasi bisnis dapat menganalisis kinerjanya, apa pun yang mereka lakukan tahun lalu atau tahun-tahun sebelumnya, dan kinerja bisnis apa pun di tahun ini.  Hal lainnya adalah juga dapat mengukur pengembangan dan pertumbuhan organisasi bisnis.
sistem informasi manajemen 4

Kategori Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah istilah luas yang menggabungkan banyak sistem khusus. Kategori utama dalam sistem ini  meliputi:
Executive Information System (EIS): Manajemen senior menggunakan EIS untuk membuat keputusan yang memengaruhi seluruh organisasi. Eksekutif membutuhkan data dengan tingkat akurasi yang tinggi dan kemampuan untuk menelusuri data tersebut.
Marketing Information System (MkIS): Tim pemasaran menggunakan MkIS untuk melaporkan efektivitas histori proses pemasaran dan saat ini. Juga menggunakannya sebagai data yang dianalisa untuk merencanakan proses pemasaran di masa depan.
Business Intelligence System (BIS): Operasi yang menggunakan BIS biasanya untuk membuat keputusan bisnis berdasarkan pengumpulan, integrasi, dan analisis data dan informasi yang dikumpulkan. Sistem ini mirip dengan EIS, tetapi manajer dan eksekutif tingkat bawah menggunakannya.
Customer Relationship Management System (CRM): Sistem CRM menyimpan informasi penting tentang pelanggan, termasuk penjualan sebelumnya, informasi kontak, dan peluang penjualan. Tim pemasaran, layanan pelanggan, penjualan, dan pengembangan bisnis sering menggunakan CRM.
Sales Force Automation System (SFA): Komponen khusus sistem SFA yang mengotomatiskan banyak tugas yang dilakukan oleh tim penjualan. Ini dapat mencakup manajemen kontak, pelacakan dan pembuatan kontak, dan manajemen pesanan.
Transaction Processing System (TPS): Pada tingkat dasar, TPS dapat berupa sistem point of sale (POS) seperti Mokapos, atau sistem yang memungkinkan wisatawan untuk mencari hotel dan termasuk opsi kamar lalu seperti kisaran harga, jenis dan jumlah tempat tidur.
Karyawan dapat menggunakan data yang dibuat untuk melaporkan tren penggunaan dan melacak penjualan dari waktu ke waktu.
Knowledge Management System (KMS): Layanan pelanggan dapat menggunakan sistem KMS untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah.
Financial Accounting System (FAS): Sistem ini khusus untuk departemen yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi, seperti  untuk menghitung hutang dagang (AP) dan piutang dagang (AR). Contoh software akuntansi terbaik yang bisa Anda pakai adalah seperti Accurate Online.
Anda dapat mencoba Accurate Online gratis selama sebulan melalui link ini.
Human Resource Management System (HRMS): Sistem ini melacak catatan kinerja karyawan dan data penggajian.
Supply Chain Management System (SCM): Perusahaan manufaktur menggunakan SCM untuk melacak aliran sumber daya, bahan, dan layanan dari pembelian hingga produk akhir dikirim.

Jenis Laporan yang Dihasilkan

Pada intinya, sistem informasi manajemen adalah untuk menyimpan data dan membuat laporan yang dapat digunakan para profesional bisnis untuk menganalisis dan membuat keputusan. Ada tiga jenis laporan dasar pada sistem ini:

Dijadwalkan

Dibuat secara berkala, laporan ini menggunakan aturan yang disediakan pemohon untuk menarik dan mengatur data. Laporan terjadwal memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data dari waktu ke waktu (contoh: Sebuah maskapai penerbangan dapat melihat persentase bagasi yang hilang berdasarkan bulan), lokasi (contoh: Distributor dapat membandingkan angka penjualan dari toko yang berbeda), atau parameter lainnya.

Ad-hoc

Ini adalah laporan satu kali yang dibuat pengguna untuk menjawab pertanyaan. Jika laporan berguna, Anda dapat mengubah laporan ad-hoc menjadi laporan terjadwal.

Real-time

Jenis laporan ini memungkinkan seseorang untuk memonitor perubahan saat terjadi. Misalnya, kepala costumer service dapat melihat lonjakan volume panggilan yang tidak terduga dan menemukan cara untuk meningkatkan produktivitas atau mengecek beberapa panggilan di tempat lain.
sistem informasi manajemen 1

Manfaat yang Didapatkan jika Menggunakan Sistem Informasi Manajemen

Menggunakan sistem informasi manajemen dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam banyak hal.
R. Kelly Rainer, Jr, Profesor di Auburn University dan Penulis  buku Management Information Systems, Moving Business Forward, mengatakan,
“Organisasi apa pun yang tidak menggunakan sistem informasi manajemen tidak akan bertahan lama. Pernyataan ini mungkin tidak akan benar pada beberapa dekade yang lalu, tetapi sistem informasi berbasis komputer pada zaman sekarang adalah hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup organisasi atau bisnis mana pun. ”
Di luar kebutuhan bisnis agar tetap kompetitif, ini adalah manfaat utama dari penggunaan sistem informasi manajemen yang efektif:
  • Manajemen dapat memperoleh gambaran umum dari seluruh operasi mereka.
  • Manajer memiliki kemampuan untuk mendapatkan umpan balik tentang kinerja mereka.
  • Organisasi dapat memaksimalkan manfaat dari investasi mereka dengan melihat apa yang berfungsi dan apa yang tidak.
  • Manajer dapat membandingkan hasil dengan kinerja yang direncanakan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam rencana dan kinerja.
  • Perusahaan dapat mendorong peningkatan alur kerja yang menghasilkan penyelarasan proses bisnis yang lebih baik dengan kebutuhan pelanggan.
  • Banyak keputusan bisnis dipindahkan dari manajemen atas ke level organisasi yang lebih efisien, dengan pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni.

Kesimpulan

Dalam bisnis, sistem informasi manajemen adalah alat yang digunakan untuk mendukung proses, operasional, evaluasi, dan TI. sistem ini layaknya alat yang memindahkan data dan mengelola informasi yang dihaslikan. Informasi adalah inti dari manajemen informasi dan sering dianggap sebagai sistem pertama dari era informasi.

AUDIT IT PADA DOMAIN

  1. Audit IT pada domain EDM  (Evaluate, Direct, and Monitor) Proses tata kelola EDM berurusan dengan tujuan stakeholder dalam melakukan ...