Kamis, 14 Mei 2020

Sistem akuntansi biaya

Pengertian Akuntansi Biaya

Bastian dan Nurlela (2006)

Akuntansi biaya merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfokus untuk mempelajari mengenai cara atau metode untuk mencatat, mengukur, hingga melaporkan informasi mengenai biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi.

Kholmi dan Yuninsih (2009)

Akuntansi biaya merupakan proses pelacakan, pencatatan, pengalokasian, serta pelaporan yang disertai analisis terhadap berbagai macam biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas produksi sebuah perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.

Datar, Foster, dan Horngren (2005)

Akuntansi biaya merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang penyediaan informasi yang dibutuhkan suatu akuntansi keuangan dan menajemen sebuah perusahaan. Kehadiran akuntansi biaya dapat mengukur serta melaporkan infromasi baik yang berkaitan dengan keuangan maupun non keuangan, yang berkaitan dengan biaya yang diperoleh serta pemanfaatan dari sumber daya dalam sebuah organisasi.

Rayburn (1999)

Akuntansi biaya adalah hal yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasikan, mengukur, melaporkan, serta menganalisis segala unsur biaya baik merupakan biaya langsung ataupun tidak langsung yang berkaitan pada proses produksi dan pemasaran barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perusahaan.

Fungsi Akuntansi Biaya

Laporan akuntansi biaya dibuat untuk membantu akuntansi manajemen mengambil keputusan tentang harga pokok produk yang dihasilkan dll. Berikut adalah beberapa fungsi dari akuntansi biaya:

1. Penentuan Harga Pokok

Fungsi akuntansi biaya yang pertama adalah untuk menentukan penentuan harga pokok atas suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Jangan sampai harga yang ditawarkan terlalu tinggi ataupun terlalu rendah oleh konsumen. Penentuan harga pokok diperoleh dengan cara mencatat, menggolongkan, memonitor, dan meringkas seluruh komponen biaya yang berhubungan dengan proses produksi dari data histori yang dijadikan acuan pihak manajemen dalam penentuan harga pokok produksi.

2. Perencanaan & Pengendalian Biaya

Dasar yang digunakan dalam estimasi biaya adalah data histori dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang diprediksi akan memengaruhi biaya. Dalam perencanaan dan pengendalian biaya,  pihak manajemen akan memonitor apakah terjadi penyimpangan (ada selisih antara biaya sesungguhnya dengan perencanaan biaya). Jika ada, pihak manajemen akan menganalisis penyebab terjadinya selisih serta mempertimbangkan tindakan koreksi yang memang perlu dilakukan sebagai bentuk pengendalian.

Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan biaya berdasarkan tujuan dari informasi biaya yang disajikan. Untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan biaya dan menyusun laporan keuangan, serta memberikan gambaran informasi yang akurat kepada pihak manajemen, maka komponen biaya dikelompokan dalam beberapa akun dengan klasifikasi sebagai berikut.

Berdasarkan Fungsi Pokok dari Aktivitas Perseroan

a. Biaya Produksi (Production Cost)
Akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang atau pabrik, dan lain sebagainya.

b. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses)
Biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan semua produk terbeli oleh konsumen. Contoh dari biaya pemasaran adalah biaya promosi dan Iklan yang dilakukan perusahaan.

c. Biaya Administrasi & Umum (General Administration Expenses)
Biaya-biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, misalnya biaya gaji karyawan, overhead kantor, dan biaya terkait lainnya.

Berdasarkan Kegiatan atau Volume Produksi

a. Biaya Variabel (Variable Cost)
Komponen biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sepatu. Jika bahan kulit sepatu adalah Rp2.000 per pasang dan biaya karyawan adalah Rp500 per sepatu, maka biaya produksi 1 pasang sepatu adalah Rp2.500.
Jika 1 hari= 10 sepatu x 2500 = 25.000
Jika 1 hari= 20 sepatu x 2500 = 50.000
Biaya tidak tetap ini disebut variable cost atau biaya variabel.

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya tetap memiliki dua karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode atau aktivitas terentu. Dan biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya rendah maka fixed cost atau biaya tetap tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi biaya tetap per unitnya rendah. Contohnya seperti, gaji karyawan toko komputer per bulan adalah Rp800.000. Jika dalam satu bulan toko tersebut hanya melayani 10x pembelian atau 30x, gaji karyawan tersebut tetap Rp800.000. Gaji tetap tersebut yang disebut sebagai fixed cost atau biaya tetap.

Berdasarkan Objek yang Dibiayai

a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya yang dapat diidentifikasi langsung berhubungan dengan produksi barang objeknya. Contohnya seperti biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan proses produksi secara keseluruhan. Contohnya biaya listrik, penyusutan mesin, upah mandor, dan biaya administrasi pabrik.

Berdasarkan Pembebanan Periode Akuntansi
a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap. Contohnya mesin pabrik yang memiliki  penyusutan selama 5 tahun.

b. Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditure)
Biaya-biaya yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan di mana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan).

Di atas merupakan pengertian akuntansi biaya dan klasifikasi dari akuntansi biaya. Akuntansi biaya merupakan bagian penting dari penghitungan pembiayaan produksi yang akan berdampak pada kelangsungan produksi dan penentuan masa depan strategi bisnis Anda. Untuk menghasilkan sebuah pencatatan akuntansi biaya, tentunya sebuah perusahaan harus memiliki pencatatan setiap transaksi dengan baik dan benar agar terhindar dari salahnya perhitungan dalam penyusunan laporan keuangan. Setiap detail transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang dicatat dan disusun dalam laporan akan membantu penentuan langkah bisnis sebuah perusahaan selanjutnya. Selain itu, laporan tersebut juga bisa digunakan untuk mengukur performa kinerja sebuah perusahaan.
Jurnal software akuntansi online, adalah salah satu solusi akuntansi tepercaya untuk bisnis  Anda. Dengan Jurnal, Anda bisa mendapatkan kemudahan pencatatan untuk keperluan akuntansi biaya kapan pun dan di mana pun. Tidak hanya pencatatan transaksi, Jurnal juga menyediakan fitur pembuatan faktur secara otomatis, pelacakan ketersediaan barang, dan manajemen aset yang akan membantu mengembangakan nilai aset bianis Anda di masa depan.

Daftar pustaka:https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-biaya-fungsi-dan-klasifikasinya/

Selasa, 05 Mei 2020

FIFO dan LIFO

Metode Persediaan Fifo

Salah satu metode pencatatan persediaan yang populer dilakukan adalah metode persediaan Fifo. Apa yang dimaksud dengan metode ini? Berikut penjelasannya:

Pengertian Metode Fifo

Metode penghitungan persediaan Fifo adalah singkatan dari First In First Out atau “pertama masuk dan pertama keluar”. Dari makna istilah ini bisa disimpulkan bahwa Fifo adalah metode penghitungan terhadap barang persediaan yang baru pertama kali masuk ke perusahaan.
Di dalam metode ini barang yang baru masuk dicatat sebagai barang yang akan dijual oleh perusahaan pertama kali. Ini merupakan metode pencatatan persediaan barang yang paling simpel.

Dasar Penggunaan Metode Fifo

Metode Fifo digunakan atas dasar asumsi bahwa biaya atau cost pembelian produk harus disesuaikan dengan laba atau hasil penjualannya. Nantinya cost atau biaya persediaan produk yang masuk terakhir akan dijadikan sebagai patokan biaya barang yang masih tersisa hingga di periode akhir.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bawah, ketika menggunakan metode Fifo, perusahaan akan menjadikan produk yang lama atau yang pertama kali masuk untuk dijual pertama kali. Maka dari itu, perusahaan yang tepat untuk menggunakan metode ini adalah perusahaan yang menyediakan produk berkadaluarsa.

Metode Persediaan Lifo

Selain metode FIFO, terkadang perusahaan juga menggunakan metode Lifo ketika mencatat persediaan produk. Nah berikut ini akan dijelaskan pengertian metode tersebut. Ini dia penjelasannya:

Pengertian Metode Lifo

Metode Lifo adalah singkatan dari Last In Firs Out. Makna dari istilah ini ialah “Yang Masuk Terakhir Keluar Pertama”. Jika dipandang dari istilah ini, maka pengertian Lifo secara umum adalah produk atau persediaan perusahaan yang masuk terakhir akan dijual pertama kali.
Jika perusahaan menggunakan metode Lifo, biasanya produk atau persediaan yang baru masuk tidak dijual terlebih dahulu. Tetapi disimpan di gudang persediaan. Karena alasan itulah, penghitungannya berkonsep pada harga persediaan barang terakhir akan dinilai dengan harga perolehan persediaan saat pertama kali masuk.

Dasar Penggunakan Metode Lifo

Metode Lifo didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost persediaan yang keluar berbanding terbalik dengan kronologi munculnya biaya. Sedangkan ciri dari metode ini ialah harga beli dibebankan kepada operasi perusahaan terutama dalam periode inflasi.
Dampaknya memang laba yang didapatkan lebih kecil. Akan tetapi pajak yang terutang juga kecil dibandingkan menggunakan metode lain.

Cara Perhitungan Metode FIFO
Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain sebagainya. Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Tanggal
Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
01 Jan
-
-
-
-
-
-
100
100
10.000
05 Feb
300
-
120
-
36.000
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
120
10.000
36.000
07 Mar
-
-
-
100
100.000
10.000.000
300
120
36.000
10 Apr
-
-
-
100
120.000
12.000.000
200
120
24.000
02 Mei
100
-
130
-
12.000
-
-
-
-
-
-
-
200
100
120
130
24.000
13.000
05 Jun
-
-
-
200
120
24.000
100
130
13.000
06 Jul
300
-
125
-
37.500
-
-
-
-
-
-
-
100
300
130
125
13.000
37.500
07 Okt
-
-
-
100
130
13.000
300
125
37.500
10 Nov
-
-
-
200
125.000
25.000.000
100
125
12.500
03 Des
100
-
130
-
13.000
-
-
-
-
-
-
-
100
100
125
130
12.500
13.000
Total
800
-
98.500
700
-
84.000
200
-
25.500
*hitungan ribu
Cara Perhitungan Metode LIFO
Dalam penerapan metode LIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang baru/terakhir masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Tanggal
Pembelian
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
Unit
Harga/ Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
Unit
Harga/Unit (Rp)*
Total Harga (Rp)*
01 Jan
-
-
-
-
-
-
100
100
10.000
05 Feb
300
-
120
-
36.000
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
120
10.000
36.000
07 Mar
-
-
-
-
-
-
100
-
120
-
12.000
-
100
200
100
120
10.000
24.000
10 Apr
-
-
-
-
-
-
100
-
120
-
12.000
-
100
100
100
120
10.000
12.000
02 Mei
100
-
-
130
-
-
12.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
100
100
100
100
120
130
10.000
12.000
13.000
05 Jun
-
-
-
-
-
-
100
100
130
120
13.000
12.000
100
100
10.000
06 Jul
300
-
125
-
37.500
-
-
-
-
-
-
-
100
300
100
125
10.000
37.500
07 Okt
-
-
-
-
-
-
100
-
125
-
12.500
-
100
200
100
125
10.000
25.000
10 Nov
-
-
-
200
125
25.000
100
100
10.000
03 Des
100
-
130
-
13.000
-
-
-
-
-
-
-
100
100
100
130
10.000
13.000
Total
800
-
98.500
700
-
86.500
200
-
23.000
*hitungan ribu

AUDIT IT PADA DOMAIN

  1. Audit IT pada domain EDM  (Evaluate, Direct, and Monitor) Proses tata kelola EDM berurusan dengan tujuan stakeholder dalam melakukan ...